Biografi Dahlan Iskan (Anggraeni Permata Sari/06)


Dahlan Iskan, Miskin Bermartabat Kaya Bermanfaat




            Dahlan Iskan adalah salah satu sosok inspiratif  di Indonesia. Beliau dilahirkan di Kota Magetan, Jawa Timur, pada tanggal 17 Agustus 1951. Perihal tanggal lahirnya yang bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia, beliau bercerita bahwa tanggal lahirnya sengaja dibuat sama dengan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia agar mudah diingat.

            Dahlan Iskan adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Beliau adalah anak dari pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan bukan berasal dari keluarga kaya. Sejak kecil Dahlan sudah terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Hal tersebutlah yang membentuk Dahlan Iskan menjadi pribadi yang kuat dan bersahaja. Tidak jarang Dahlan dan saudara-saudaranya merasa kelaparan. Namun, ayah Dahlan selalu menerapkan prinsip bahwa kemiskinan yang dihadapi dengan tepat akan mematangkan jiwa. Kehidupan yang serba kekurangan tidak membuat Dahlan menjadi orang  yang meminta-minta. Beliau menjalani hidupnya dengan kerja keras dan pantang menyerah hingga kini ia menjadi sukses. Segala kesulitan dalam hidupnya sewaktu kecil dan momen saat melihat ibunya sakit mendorong Dahlan untuk bercita-cita menjadi orang yang pandai,kaya, dan sukses agar kesulitan-kesulitan yang pernah ia hadapi tidak akan terjadi lagi.

            Dahlan Iskan mengemban pendidikan dasarnya di sekolah rakyat, yang saat ini disebut sekolah dasar. Setelah itu,beliau melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama, dan madrasah aliyah yang setingkat dengan sekolah menengah atas. Setelah menyelesaikan studi lanjutan atas, beliau mengambil kuliah di fakultas hukum IAAN Sunan Ampel. Semasa kuliah ia lebih senang mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti Pelajar  Islam Indonesia, menulis majalah mahasiswa dan koran mahasiswa ketimbang mengikuti kuliah. Karena keasyikannya itu ia jadi tidak meneruskan kuliahnya.

            Kemudian Dahlan Iskan hijrah ke Samarinda, Kalimantan Timur, disana ia numpang di rumah kakak tertuanya. Disana ia menjadi reporter sebuah surat kabar lokal. Setelah menjalani karir bertahun-tahun sebagai reporter di beberapa media cetak, dan dengan berbagai prestasi,pada tahun 1982, Dahlan dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos. Pada saat itu, Jawa Pos sedang mengalami krisis dan hampir bangkrut. Namun, Dahlan mencari cara agar media yang dipimpinnya itu kembali bangkit. Dengan terobosan baru yaitu merubah kebiasaan membaca koran masyarakat di sore hari menjadi membaca koran di pagi hari, koran Jawa Pos akhirnya berhasil mengungguli para pesaingnya. Sejak saat itu, banyak koran yang juga ikut terbit di pagi hari seperti Jawa Pos. pada tahun 1993,Dahlan mengundurkan diri sebagai pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos.

            Kesuksesan dan prestasi Dahlan Iskan dalam memajukan dan mengembangkan Jawa Pos Group membawa harum namanya hingga ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hingga pada suatu ketika, Dahlan Iskan diangkat menjadi Direktur Utama  PLN, menggantikan Fahmi Mochtar. Meski banyak yang meragukan dan mencibir,beliau tidak patah semangat untuk bekerja. Dahlan membuktikan bahwa ia bisa mengemban tugas tersebut. Fakta yang cukup mengejutkan selama beliau menjabat sebagai Direktur Utama PLN adalah beliau lebih memilih mobil pribadinya sendiri daripada mobil dinas yang telah disediakan. Selain itu,beliau juga tidak pernah mengambil gajinya sebagai Direktur Utama dan tidak menempati rumah dinas. Dahlan membuktikan bahwa visi dan etos kerjanya  memberikan banyak kemajuan bagi PLN.

            Dua tahun menjabat sebagai Direktur Utama PLN, Dahlan ditunjuk menjadi Menteri BUMN, karena menggantikan Mustofa Abubakar yang sedang sakit.  Sejak menjabat sebagai Menteri BUMN, Dahlan Iskan menciptakan beberapa gebrakan. Salah satu di antaranya adalah membersihkan BUMN dari korupsi. Langkah awal yang beliau ambil yaitu memberi kriteria  khusus dalam mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah memiliki integritas yang tinggi dan antusias untuk maju.

            Di tengah sepak terjangnya yang begitu aktif,mungkin tak banyak orang yang tau kalau beliau pernah menderita penyakit yang membuatnya hampir kehilangan nyawa. Ia pernah mengalami muntah darah. Setelah melakukan pemeriksaan kepada seorang dokter, ternyata liver atau hatinya telah sirosis. Selain itu,hatinya yang telah rusak juga sudah dipenuhi kanker. Saat itu ia divonis oleh dokter hanya bisa hidup sekitar enam bulan, atau paling lama dua tahun. Dokter pun menyarankan untuk melakukan transplantasi. Operasi itu tentu sangat berisiko tinggi. Di sisi lain, mencari donor hati amatlah sulit. Tapi akhirnya transplantasi hati itu berhasil berjalan dengan baik . Sehingga sampai sekarang ini ia bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari.





Nama    : ANGGRAENI PERMATA SARI
Absen    : 06
kelas      : X MIPA 4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Dr.Yogi Ahmad ( Selvina Nurwiyani/34 )

Biografi Muhammad Ilham Nurkarim ( Rosita Rahma Damayanti / 32 )