Biografi Susilo Bambang Yudhoyono (Griselda Anasthasia Prisca/18)
Susilo Bambang Yudhoyono, Sosok Pemimpin Cerdas
Susilo Bambang
Yudhoyono atau yang akrab dipanggil SBY ini merupakan Presiden Republik
Indonesia ke-6. Beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung
oleh rakyat dalam proses pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. SBY
lahir di Pacitan, 9 September 1949 yang merupakan anak tunggal dari pasangan R.
Soekotjo dan Siti Habibah. Istrinya bernama Kristiani Herawati yang merupakan
putri ke-3 Alm. Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo. Beliau dikaruniai dua orang
putra yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono
Mewarisi sikap ayahnya
yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya
menjadi tentara dengan masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(Akabri) setelah lulus SMA tahun 1968. Namun karena terlambat mendaftar, SBY
pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS). Namun
kemudian, SBY justru memilih masuk ke Pendidikan Guru sekolah Lanjutan Pertama
(PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP, SBY juga mempersiapkan
dirinya untuk masuk Akabri. Pada tahun 1970, SBY akhirnya masuk Akabri di Magelang,
Jawa Tengah setelah lulus ujian di Bandung.
SBY mendapat julukan
Jerapah karena sangat menonjol. Terbukti bahwa ia meraih predikat lulusan
terbaik Akabri tahun 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya. Pendidikan
militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia,
AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS
(1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama
(1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan
Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and
General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan
karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif
Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri
Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung
sekitar 30 prajurit.
Karena kefasihannya dalam berbahasa Inggris, SBY terpilih mengikuti
pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di
Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975.
Setelah kembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A
Batalyon Linud 305/Tengkorak dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun
1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur. Sepulang dari Timor Timur, SBY
dipilih menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977).
Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I
Kostrad (1977-1978), dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda
Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, SBY kembali mendapat
kesempatan sekolah di Amerika Serikat.
Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry
Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On
the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian
mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di
Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat
bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985).Lalu beliau dipercaya menjabat Dan
Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana
(1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD
(Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989.
SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan
di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah
pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima
ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi
(Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993). Lalu, beliau kembali bertugas di
satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan
Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard
Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem
072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya
bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995).
Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief
Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi
genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS
antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia,
beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian ia menjabat Pangdam II/Sriwijaya
(1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang
Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI
(1998-1999).
Saat langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, SBY memutuskan untuk pensiun lebih dini dari
militer karena dipercaya Presiden KH Abdurrahman Wahid untuk menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan
Energi. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai
Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden
Megawati mempercayai dan melantik SBY menjadi Menko Polkam Kabinet
Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari
jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya SBY lebih leluasa menjalankan hak politik yang
akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional.
Pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004,
SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat
Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen sehingga pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik
menjadi Presiden RI ke-6. Kemudian setelah akhir jabatannya pada tahun 2009, ia
mengumumkan akan maju lagi sebagai calon presiden yang didampingi oleh Boediono
sebagai Cawapres yang diusung oleh partai Demokrat. Pada pemilihan umum tahun 2009, SBY terpilih
kedua kalinya sebagai presiden dengan masa jabatan 2009 hingga 2014 bersama Boediono
sebagai wakil presiden.
No.Absen : 18
Kelas : X Mipa 4
Komentar
Posting Komentar