Biografi Ustadz Yusuf Manshur (Pramita Nur M./29)
Ustadz
Yusuf Manshur Pendiri Rumah Tahfidz di Indonesia
Ustadz
Yusuf Manshur adalah putra dari pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif'ah yang
lajir di Jakarta,19 Desember 1976.Lahir dari keluarga yang berkecukupan membuat
ia sangat disayang dan manja oleh orang tuanya. Ia merupakan anak sulung dari
tiga orang saudara.
Sewaktu
kecil merupakan anak yang cerdas, orang tuanya ingin agar Yusuf Mansur bisa
menjadi anak yang bertakwa dan paham akan agama yang membuat mereka kemudian
menyekolahkannya di Madrasah Ibtidaiyah Chairiyah Mansuriyah Jembatan Lima yang
berada di wilayah Tambora, Jakarta Barat. Disini sejak kelas empat, Yusuf
Mansur kecil sering naik ke mimbar untuk berpidato pada acara sekolah yang
diadakan setiap menjelang Ramadhan.
Tamat
dari Madrasah Ibtidaiyah, Yusuf Mansur kemudian masuk di Madrasah Tsanawiyah
Chairiyah Mansuriyah. Sekolah ini dikelola oleh keluarga Yusuf Mansur.
Disekolah ini, ia merupakan murid termuda dan juga berhasil tamat di usia 14
tahun di tahun 1989 dan juga sukses menjadi siswa terbaik di sekolah tersebut.
Dari
Madrasah Tsanawiyah, Yusuf Mansur kemudian masuk di Madrasah Aliyah negeri 1
Grogol. Lulus sekola, ia kemudian melanjutkan pendidikannya dengan masuk di
perguruan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah dengan mengambil konsentrasi
Syariah di fakultas Hukum pada tahun 1992.
Namun
karena pergaulan diluar, lambat laun kuliah Yusuf Mansur mulai berantakan
disebabkan ia lebih suka ikut balapan motor mengikuti teman-temannya. Ia sering
mengikuti balapan motor di wilayah Jakarta Barat sehingga ia kemudian malas
untuk ke kampus.
Karena
kebiasaannya tersebut akhirnya beliau berhenti kuliah. Tahun 1996, Yusuf Mansur
encoba terjun ke dunia bisnis informatika, namun kurangnya pengalaman dalam
berbisnis membuat ia Yusuf mansur ketika itu terjerat banyak hutang, dan tidak sanggup
membayarnya, kemudian beliau akhirnya masuk penjara selama dua bulan.
Setelah
bebas, Yusuf Mansur kemudian memulai untuk berbisnis lagi namun usahanya
kembali mengalami kegagalan dan akhirnya ia kembali mengalami kebangkrutan dan
memiliki hutang yang banyak. Dan akhirnya ia kembali masuk penjara tahun 1998.Setelah
keluar masuk penjara beliau mendapatkan hikmah dari kejadian yang beliau alami.
Setelah keluar dari penjara beliau memilih untuk berjualan es di terminal Kali
Deres. Berkat keikhlasannya dalam berjualan bisnis beliau berkembang sehingga
yang awalnya berjualan menggunakan tremos sekarang sudah bisa berjualan
menggunakan gerobak.
Hidup
Ustadz Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang
memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustadz Yusuf membuat
buku yang berjudul Wisata Hati Mencari Tuhan yang Hilang. Buku yang
terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak disangka,
buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.
Ustadz
Yusuf Manshur sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan
untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu
menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam
kehidupan nyata.
Karier
Ustadz Yusuf Manshur makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim,
Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah
Kun Faya Kun, The Power of Givingdan Keluarga. Konsep sedekah pula yang
membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata
Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan yang
didasarkan pada kisah nyata.
Ustadz
Yusuf juga menggarap sebuah film berjudul Kun Fauakun yang dibintanginya
bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film ini merupakan
proyek pamungkas dari kegiatan roadshow berjudul Sama selama Januari-April
2008.Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan
jawaban atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan
Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium
sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan
untuk mencetak penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok
Pesantren Daarul Quran Wisatahati.
Setelah
mendirikan PPPA beliau menikah dengan gadis muda yang bernama Maemunah yang masih
berusia 14 tahun sedangkan beliau telah berusia 23 tahun waktu itu. Selama 2 tahun
kedua pasangan ini belum juga dikaruniai seorang anak, setelah menunggu yang
cukup lama kedua pasangan ini dikaruniai seorang putri yang bernama Wirda
Salamah Ulya. Putrinya ini sekarang telah menjadi hafidz alquran dengan suara merdunya.
Program Ustadz Yusuf Manshur untuk mencetak generasi muda di Indonesia ini
dengan menghafal al quran, membuatnya berniat untuk mendirikan pondok tahfidz yang
diberi nama yayasan tahfidz darul quran. Yayasan ini telah mencetak penghafal
alquran di Indonesia. Berkat program dan pendirian yang dilakukan oleh Ustadz Yusuf
Manshur Indonesia telah mendapatkan penghargaan oleh lembaga Tahfidz
Internasional Al-Haiah Al-Alamiyyah Li Tahfidzil Quran uang memberikan
penganugerahan Yayasan Tahfidzul Quran terbaik dari 65 Negara dan diberikan
oleh yayasan Darul Quran Indonesia yang didirikan oleh Ustadz Yusuf Manshur pada
12 Ramadhan 1437 H, yang bertepatan dengan 29 Juni 2015.
Program
- program yang dicetuskan oleh Ustadz Yusuf Manshur seperti, pendirian pondok pesantren
tahfidz, gerakan rumah tahfidz dan metode menghafal one day one ayat, hingga
akhirnya menjadikan Yayasan Darul Quran terpilih dalam kategori Yayasan al-Quran terbaik
Dunia.
Komentar
Posting Komentar