Biografi Dr.Yogi Ahmad ( Selvina Nurwiyani/34 )


Dr. Yogi Ahmad Erlangga,Si Jenius Pendeteksi Minyak Bumi

 



            Dr. Yogi Ahmad Erlangga merupakan salah satu ilmuan matematika hebat yang berasal dari Indonesia. Yogi Ahmad Erlangga merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mohamad Isis dan Euis Aryati. Yogi Ahmad Erlangga lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, tanggal 8 Oktober 1974. Dalam kesehariannya, ilmuan matematika ini memiliki hobi memasak dan menulis. Pendidikan Dasar hingga sekolah menegah ia tempuh di kota kelahirannya. Kemudian untuk melanjutkan perguruan tinggi dia masuk di ITB dengan mengambil jurusan Teknik Penerbangan. Pasca Lulus dari ITB pada tahun 1998, Yogi mulai melanjutkan pendidikan Magisternya di Delft University of Technology (DUT), Belanda dengan mengambil jurusan Matematika Terapan. Tidak berselang lama dari kelulusannya dari magister, dia langsung melanjutkan pendidikan doktoralnya di Universitas yang sama dengan jurusan yang sama pula. Ini dipilih oleh Dr. Yogi sebagai bentuk kecintaannya terhadap dunia matematika.

          Ketika beliau melanjutkan S3-nya di Belanda, Dr. Yogi Ahmad Erlangga tertantang oleh perusahaan minyak Shell yang meminta bantuan DUT (Delft University of Technology) untuk memecahkan rumus Helmholtz. Perusahaan tersebut meminta penyelesaian Persamaan Helmholtz matematika numerik secara cepat. Dan akhirnya, pada Desember 2001, Dr. Yogi mengajukan diri untuk melakukan riset tentang Persamaan Helmholtz kepada Universitas Teknologi Delft. Dalam penelitiannya tersebut,  Dr. Yogi membuat tulisan desertasi perihal persamaan Helmholtz yang selama 30 tahun terakhir belum ada yang mampu menyelesaikannya.

 Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Yogi ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, industri, pertambangan, dan masih banyak lagi. Karena penelitian ini akan sangat membatu dalam dunia ilmu pengetahuan, ditambah mendapat pendanaan dari salah satu perusahaan yang mengetahui rencana tersebut. Selanjutnya dalam penelitian dosen ITB ini menggunakan metode “Ekuasi Helmholtz” dalam mengintepretasi ukuran-ukuran akustik yang digunakan untuk mensurvei cadangan minyak.

Pada Desember 2005,  Dr. Yogi berhasil memecahkan persamaan Helmholtz  pada saat ia masih menjabat sebagai dosen di ITB. Ketika ia memecahkan persamaan tersebut, ia juga masih menempuh program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda. Dengan keberhasilan ini, memudahkan bagi perusahaan minyak untuk memperoleh keuntung yang lebih besar dengan modal yang sedikit. Karena selama ini perusahaan minyak harus mengeluarkan modal yang besar untuk dapat mengetahui lokasi minyak bumi berada. Apalagi dengan persamaan Helmholtz ini, perusahaan minyak dapat menemukan ladang minyak lebih cepat 100 kali dari pada sebelumnnya.

Penghargaan bergengsi yang pernah diraih oleh Dr. Yogi Ahmad Erlangga antara lain penghargaan VNO-NCW  Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce dan pada 12 Agustus 2012, Aburizal Bakrie menyerahkan penghargaan Bakrie Award X  kepada 6 orang yang berprestasi, termasuk kepada Dr. Yogi Ahmad Erlangga. Dalam penghargaan tersebut, Dr. Yogi mendapatkan penghargaan berupa trofi, piagam, dan uang sebesar Rp 250 juta,yang  diserahkan di XXI Ballroom Djakarta Theatre Jakarta. Selain itu, thesis  S3 yang beliau susun di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delft, juga terpilih sebagai thesis terbaik di Belanda oleh MNC.    

Setelah menjadi terkenal di dunia matematika karena berhasil memecahkan rumus Helmholtz yang dikenal sangat sulit, pria yang saat ini menjadi Professor di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi ini masih memiliki obsesi yang belum tercapai. Obsesi tersebut adalah ingin melihat bangsa Indonesia maju. Beliau juga mendapat julukan Habibie Muda karena penemuannya yang spektakuler di bidang matematika. Kehadiran Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang bersedia berkarya di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi. Dan khusus untuk ITB, Dr. Yogi memiliki harapan agar almamaternya tersebut bisa menjadi perguruan tinggi terbaik di Asia.
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Penawaran dan balasan (Eka Setyaningrum dan regina Dyahayu P.)

Surat Penawaran dan Balasan (Salsabila Fairuz Shofi dan Hanif Nur Zhulaikah)