Biografi Tito Karnivian (Hani Retno Susilo / 19)




Tito Karnavian
 Image result for tito karnavian

Tito karnavian lahir di Kota Palembang , Sumatra Utara pada tanggal 26 Oktober 1964. Ayahnya bernama H. Achmad Saleh, sedangkan ibunya bernama Hj. Kardiah yang bekerja sebagai bidan. Pada tahun 1991, Tito menikah dengan Tri Suswati yang merupakan pacarnya ketika bersekolah di SMA Negeri 2 Palembang yang kemudian dikaruniai tiga orang anak, yaitu Via, Opan, dan Angga.
Tito mulai menganyam pendidikan di SD Xaverius Palembang. Setelah lulus, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di SMP Xaverius 2 Palembang, setelah tamat dari SMP, ia melanjutkan sekolahnya ke SMA Negeri 2 Palembang.Tito merupakan anak yang cerdas, terbukti saat setelah lulus dari SMA, ia mengikuti beberapa tes untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan ia berhasil lolos diberbagai tes tersebut.
Dari berbagai tes yang diikuti yang berhasil lolos diantaranya tes di AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Kedokteran Universitas Sriwijaya, Universitas Gajah Mada jurusan HI (Hubungan Internasional), dan Sekolah Tinggi Akutansi Negara. Ibunya mengharapkan agar Tito masuk kedokteran. Akan tetapi Tito lebih memilih untuk masuk AKABRI. Di AKABRI, Tito Karnavian lulus pada tahun 1987. Tito merupakan lulusan terbaik dan mendapatkan penghargaan Bintang Adhi Makayasa, dan diangkat menjadi Perwira Samapta Polres Jakarta Pusat, karena kegigihannya ia naik pangkat menjadi kanit reserse Polres Metro Jakarta Pusat hingga tahun 1991.
Kemudian di tahun 1996, Tito karnavian berhasil menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta sebagai lulusan terbaik dan mendapatkan penghargaan Bintang Wiyata Cendekia, dan menjabat sebagai sespri Kapolda Metro Jaya. Kemudian pada tahun 2002 Tito berhasil menangkap buronan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Suharto, yang ketika itu menjadi buronan atas kasus pembunuhan berencana Hakim Agung Syaifudin, kemudian ia menjadi Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2004 dibentuk Detasemen Khusus 88  atau  Densus 88 Anti Teror oleh Kapolda Metro Jaya ketika itu, kemudian Tito Karnavian ditunjuk sebagai Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya yang saat itu berpangkat AKBP. Bersama Tim Densus 88, Tito Karnavian berhasil menangkap teroris terkenal yaitu Dr. Azhari yang tewas tertembak di Malang pada tahun 2005. Dari peristiwa tersebut, kemudian Tito Karnavian naik pangkat menjadi Komisaris Besar Polisi. Dan pada tahun 2010, Tito bersama Tim Densus 88 berhasil menangkap teroris terkenal yaitu, Noordin M Top.
Tanggal 16 Juli 2004, Tito Karnavian kemudian ditarik ke Mabes Polri dan kemudian menjabat sebagai Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Arsena). Setahun kemudian Tito Karnavian kemudian ditunjuk sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan pangkatnya naik menjadi Komisaris Jendral Polisi Bintang Tiga. Tak lama setelah itu pertengahan tahun 2016 Presiden Joko Widodo menunjuk Tito sebagai Kapolri  berpangkat bintang empat menggantikan Jendral Polisi Badrodin Haiti yang pensiun.
Keberhasilan tidak akan dating bila kita tidak mau berusaha. Berkat kegigihan dan keberaniannya, tito karnavian dapat menjalani karirnya di bidang kepolisian dengan bagus, hingga ia berhasil menjadi kapolri seperti sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Penawaran dan balasan (Eka Setyaningrum dan regina Dyahayu P.)

Surat Penawaran dan Balasan (Salsabila Fairuz Shofi dan Hanif Nur Zhulaikah)

Biografi Dr.Yogi Ahmad ( Selvina Nurwiyani/34 )